Senin, 19 Desember 2011

Pembangunan Jalan Layang Achmad Yani Sarat Kepentingan Bisnis




Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengakui pembangunan jalan layang Achmad Yani oleh PT Summarecon sarat kepentingan bisnis. Pasalnya, perusahaan properti ternama itu membangun kawasan hunian di sisi utara seluas 250 hektar.
“Jalan layang itu memang dibiayai karena Summarecon ada kepentingan,” kata Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Bahkan izin pembangunan jalan layang diajukan ke Pemerintah Pusat atas nama Pemerintah Kota Bekasi, meski seluruhnya dibiayai PT Summarecon dengan nilai belanja modal sekitar Rp 200 miliar lebih.
Namun, menurut Rahmat, jalan layang persembahan Summarecon itu punya manfaat besar terhadap masyarakat Kota Bekasi. Kemacetan transportasi yang selama ini terjadi di perlintasan kereta api jalan Bulan-bulan bisa dikurangi.
Lagipula kawasan hunian Summarecon telah dipersiapkan sejak 1980-an silam tetapi baru di bangun sekarang. Dan yang terpenting, kata Rahmat, nantinya nilai aset belanja modal jalan layang akan diserahkan sepenuhnya ke Pemerintah Daerah pada Desember tahun depan.
Sehingga jalan layang tersebut tidak memakai nama Summarecon. Melainkan memakai nama yang akan disematkan Pemerintah Kota Bekasi. “Bisa kita beri nama jalan layang KH. Noer Alie atau nama yang lain tergantung keputusan nanti,” katanya.
Dari pantauan di lapangan, pembangunan jalan layang oleh Summarecon terus dikebut. Beberapa tiang pancang beton sudah berdiri kokoh. Jalan layang tersebut mengambil separuh ruas badan jalan Achmad Yani dan ruang terbuka hijau di kawasan Gelanggang Olahraga (GOR), menyeberang rel kereta api di sisi utara kantor Pemerintah Kota Bekasi.
Menurut Rahmat, jalan layang persembaha PT Summarecon belum sepenuhnya mampu membuka akses ekonomi di bagian utara. Dibutuhkan akses tambahan berupa jalan layang di kawasan Bulak Kapal, Bekasi Timur. Ruas jalan layang dari jalan Joyo Martono menyeberang rel kereta api sampai di depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bulak Kapal.
Sayangnya jalan layag Bulak Kapal belum memiliki desain bangunan. Awalnya diprediksi menghabiskan anggaran sekitar Rp 30 miliar, tetapi belakangan membengkan menjadi sekitar Rp 100 miliar. “Kalau dua jalan layang itu sudah ada akan sangat membantu membuka investasi ekonomi di bagian utara,” katanya.

sumber : pos kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar